Kesadaran seorang anak pertama

“Gimana hari ini, ada cerita apa?”  Sore tadi ayah mengajukan pertanyaan.

“Ayah mau diceritain apa?” Saya balik bertanya.

Hehehe. Cuplikan kejadian hari ini, yang menunjukan betapa ansos-nya saya, hwahahaha ;D. Saya bingung kalau disuruh bercerita, komunikasi verbal tepatnya. Intinya gini, hari ini adalah hari pertama saya kerja di RS sebagai dokter magang. Trus… yaa… begitulaaa, namanya hidup siapa yang tau, bantuin 3 pasien tarik-tarikan nyawa sama malaikat, dan atas izinNya, Malaikat menang. Astagfirullah! (geleng-geleng kepala.)

Setelah hampir 9 tahun hidup tanpa (aturan) orang tua di tanah padjadjaran, beberapa bulan di rumah, menarik saya kembali buat sadar-sesadar-sadarnya kalau saya adalah seorang anak dari makhluk Tuhan yang mulai memasuki masa senjanya. Dia punya rencana ngebalikin saya, Absolutely! Meski saya belum tau rencananya Dia mau kayak gimana.

Salah satu dari hasil penyadaran saya hari ini adalah kewajiban saya sebagai anak pertama ayah-ibu, yihaaaaaaaa#puter-puter tali laso.  Waktu saya berkelana, ada kewajiban-kewajiban yang mungkin saya tinggalkan, aturan-aturan saya tidak pedulikan, dan banyak lainnya dengan topik ‘kekeluargaan’ yang saya lupakan. Hal sederhana seperti menyiapkan meja makan untuk ayah, mendengarkan ibu bekeluh kesah, atau mengingatkan si Bungsu untuk mengerjakan pekerjaan rumah.      

Saya lagi diajarin berkeluarga, hihihi (mungkin^^, selalu positive-thinking untuk takdir Tuhan, karena pasti Dia punya ‘sesuatu’).

Jodoh akuuuh dimanapun kamu beradaaa, kamu juga pasti lagi belajar bekeluargaaa, ahahhahaha^^/ (dan seseorang disuatu tempat belahan dunia merasa telinganya berdenging ;p )

….

Dan hari ini

kala matahari habis membakar langit,

saya berlindung dalam gelapnya,

termenung dibawah atapnya,

di antara megahnya kasur dan lemari menikmati belaian kasih-Mu,

Alhamdulillah

….

“Nak kok gelap-gelapan?” Suara ayah memecah tembok pemisah ruang TV dan kamar tidur saya.

“Iya yah, supaya tenang.” Jawab saya, sembari terduduk dilantai. Semoga ritual luar-biasa saya tidak mengganggu ayah dan ibu ;).

2 thoughts on “Kesadaran seorang anak pertama

  1. Gegeeeee….cihuuuy back to home yeee..

    selamat mengabdi ya bu dokter nan lucu…
    selamat latihan juga jd manager rumah tangga…jangan lupa kartu undangan nikahannya mesti nyampe ke Sukabumi juga

Leave a comment