Hujan dan Nenek

Hari ini Bandung hujan dan saya kehujanan,

Hmm, teringat akan nenek saya. Ibu dari ibu saya,setelah sebelumnya saya bertemu dengan seorang nenek di tempat peneduhan kala hujan tadi. Nenek yang bersemangat, yang bercerita dengan menggunaan bahasa ibunya, yang tidak bisa menghubungi keluarganya karena HPnya hilang. =]

‘Mamih’, adalah panggilan untuk Nenek. Jadi untuk selanjutnya Nenek saya*dalam tulisan ini* ialah ‘Mamih’.

Saat ini Mamih sudah kembali pada Pencipta-nya. Alhamdulillah disertai dengan ridho dan ikhlas dari keluarga. Beliau meninggal akibat serangan jantung mendadak.

Saat diberi tahu Mamih meninggal, sungguh saya masih sangsi. Sebulan sebelumnya saya masih melihatnya utuh, tidak ada kesakitan sedikitpun. Masih sibuk membantu menyelenggarakan sunatan cucuknya * sepupu saya*, mampu bolak – balik naik-turun tangga, dan masih sempat menggoda saya atas mipinya untuk mengahadiri pernikahan saya kelak.

Sesak dada ini dan berurai air mata, jika saya mengingat Mamih. Saya adalah cucuk pertamanya, namun apa yang bisa saya lakukan untuknya??? Apa yang telah saya berikan padanya??? Terkadang saya merasa kepergiannya terlalu cepat, dan takdir tidak memberikan kesempatan pada saya untuk membahagiakannya.

Leave a comment